Korelasi
filsafat dan administrasi
Sebelum
menjelaskan tentang korelasi filsafat dan administrasi, saya akan mencoba
memberikan sedikit pengertian tentang filsafat dan administrasi.
Seperti
yang telah kita kita ketahui, filsafat berasal dari bahasa Yunani yang terdiri
dari kata Philos dan Sophia. Philos berarti gemar, senang atau cinta. Sophia dapat diartikan kebijaksanaan atau kearifan. Jadi, dapat
dikatakan filsafat berarti cinta kepada kebijaksanaan. Menjadi bijaksana
berarti berusaha mendalami hakikat sesuatu. Dengan demikian dapat pula
dikatakan bahwa berfilsafat berarti berusaha mengetahui tentang sesuatu dengan
sedalam-dalamnya, baik mengenai hakikatnya, funngsinya, ciri-cirinya,
kegunaannya, masalah-masalahnya, serta pemecahan-pemecahan terhadap
masalah-masalah itu.
Al-Kindi
(800-873) menyatakan”kegiatan manusia
yang bertingkat tertinggi adalah filsafat, yang merupakan pengetahuan benar
mengenai hakekat semua yang ada sejauh mungkin bagi manusia……Bagian
filsafat yang paling mulia adalah filsafat pertama yaitu pengetahuan kebenaran
pertama yang merupakan sebab dari segala kebenaran”.
Scienta rerum percausal ultimas
(Pengetahuan merupakan hal ihwal berdasarkan sebab musabab mendasar).
Pokok utama
yang dikaji dalam filsafat adalah logika (tentang benar dan salah), etika
(tentangbaik dan buruk) dan estetika (tentang yang indah dan jelek). Filsafat
ilmu merupakan bagian dari epistemology (filsafat pengetahuan) , dimana ilmu
merupakan cabang ilmu pengetahuan yang menunjukan cirri-ciri tertentu.
Administrasi
dapat didefinisakan sebagai keseluruhan proses kerja sama antara dua orang
manusia atau lebih yang didasarkan atas rasionalitas tertentu untuk mencapai
tujuan yang telah ditentukan sebelumnya. Ada beberapa hal yang terkandung dalam
definisi diatas.
Pertama,
administrasi sebagai seni adalah suatu proses yang diketahui hanya permulaannya
sedang akhirnya tidak diketahui. Kedua, administrasi mempunyai unsur-unsur
tertentu, yaitu adanya dua manusia atau lebih, adanya tujuan yag hendak
dicapai, adanya tugas adanya tugas-tugas yang harus dilaksanakan, adanya peralatan
dan perlemgkapan untuk melaksanakan tugas-tugas itu. Kedalam golongan peralatan
dan perlengkapan termasuk pula waktu, tempat, pralatan materi serta sarana
lainnya. Ketiga, bahwa administrasi sebagai proses kerjasama bukan merupakan
hal yang baru karena ia telah timbul bersama-sama dengan timbulnya peradaban
manusia. Tegasnya administrasi sebagai seni merupakan suatu fenomena social.
Ilmu
administrasi negara, atau disebut ilmu administrasi publik adalah ilmu yang
mempelajari seluruh aspek-aspek yang berjalan dalam setiap kegiatan birokrasi
di negara ini.
hubungannya dengan ilmu filsafat adalah karena dalam menjalankan kegiatan negara, diperlukan nilai-nilai pengambilan keputusan publik yang realistis (filsafat). Manusia merupakan makhluk yang tidak pernah puas untuk memenuhi kebutuhannya. Sebagai makhluk sosial, ia juga tidak dapat hidup tanpa orang lain atau dengan kata lain, ia senantiasa membutuhkan bantuan orang lain untuk memenuhi kebutuhannya yang tak terbatas itu. Seperti diketahui, bahwa jumlah barang pemuas kebutuhan tidaklah sebanding dengan apa yang diinginkan. Untuk itu, dibutuhkan suatu ilmu yang mampu mengatur bagaimana agar kebutuhan tersebut dapat terpenuhi tanpa menimbulkan permasalahan antara satu dengan yang lainnya.
hubungannya dengan ilmu filsafat adalah karena dalam menjalankan kegiatan negara, diperlukan nilai-nilai pengambilan keputusan publik yang realistis (filsafat). Manusia merupakan makhluk yang tidak pernah puas untuk memenuhi kebutuhannya. Sebagai makhluk sosial, ia juga tidak dapat hidup tanpa orang lain atau dengan kata lain, ia senantiasa membutuhkan bantuan orang lain untuk memenuhi kebutuhannya yang tak terbatas itu. Seperti diketahui, bahwa jumlah barang pemuas kebutuhan tidaklah sebanding dengan apa yang diinginkan. Untuk itu, dibutuhkan suatu ilmu yang mampu mengatur bagaimana agar kebutuhan tersebut dapat terpenuhi tanpa menimbulkan permasalahan antara satu dengan yang lainnya.
Filsafat
administrasi adalah berpikir secara matang dan mendalam terhadap hakikat dan
makna yang terkandung dalam materi ilmu administrasi. Ontologi administrasi
merupakan ilmu pengetahuan yang sifat jangkauannya sangat universal dan
menyeluruh dari struktur kehidupan manusia. Epistemologi merupakan bagian dari
filsafat ilmu yang mempelajari dan menetapkan kodrat atau skop suatu jenis ilmu
pengetahuan serta dasar pembentukannya. Aksiologi ilmu administrasi merupakan
salah satu bagian dari filsafat ilmu, maka tidak heran begitu banyak pertanyaan
yang dapat dimunculkan karena memang filsafat mencari hakikat kandungan makna
yang mendalam. Secara fenomenologis, komunitas dengan organisasi sangat sulit
dibedakan.Hal semacam inilah merupakan keajaiban ilmu pengetahuan, dimana
pandangan ilmuwan administrasi lebih populer dengan menggunakan istilah
organisasi, sedangkan bagi ilmuwan sosiologi lebih populer dengan menggunakan
istilah komunitas masyarakat.
Berfilsafat
merupakan rangkaian kegiatan atau aktivitas dengan menggunakan pemikiran dan
perasaan manusia. Pemikiran dan pemahaman ini senantiasa bersifat memantul
kepada diri sendiri untuk memahami pekerjaan, pikiran, dan perasaan tersebut.
Perasaan manusia selalu diarahkan untuk menelaah fenomena yang dialami oleh
manusia sehingga dapat melahirkan suatu pemikiran. Berfilsafat adalah merenungi
fenomena yang dihadapi oleh manusia,
kemudian melahirkan berbagai pertanyaan tentang fenomena itu.
Dapat dipahami bahwa korelasi antara
filsafat dengan administrasi terletak pada bidang kajiannya, yaitu sama-sama
mengkaji tentang manusia dan masyarakat.
Urgensi
mempelajari filsafat administrasi bagi sarjana administrasi publik
Pentingnya
Sarjana Administrasi Publik mempelajari filsafat administrasi adalah :
1.
Memahami bagaimanan filsafat yang
benar dan mana yang salah, mana filsafat yang membawa kemajuan dan mana
filsafat yang membawa kemajuan dan mana filsafat yang memundurkan masyarakat.
Intinya, dengan mempelajari filsafat kita bisa tahu bagaimana masyarakat
berkembang dan bagaimana pula filsafat mengiringi perkembangan itu. Kita tidak
akan tahu bagaimana perubahan cara berpikir bisa membawa kebangkitan manusia
dan membuat mereka mampu menghadapi realitas dan kadang juga mengubahnya.
2.
Filsafat membuat kita mandiri dan
tidak bergantung pada orang lain. Filsafat membantu kita untuk berpikir dan,
dengan demikian, kita akan dipandu untuk memahami dunia bersama
misteri-misterinya, dunia seakan menjadi gamblang dengan
permasalahan-permasalahnnya. Ini akan membantu kita mudah menghadapi masalah,
dan kadang juga membuat kita mudah mengembangkan pengetahuan dan menggapai
keterampilan teknis. Kemandirian berpikir membuat kita tak perlu banyak
bertanya.
3.
Menggapai kebijakan dan nilai. Ini
berkaitan dengan poin diatas. Nilai diperoleh dengan berpikir mendalam. Nilai
itu penting untuk mengatur kehidupan sebab tanpa nilai kehidupan akan centang-
perenang dan tanpa nilai manusia akan terombang-ambing tanpa paduan.
4.
Menggapai kebenaran. Filsafat
adalah jalan menggapai kebenaran karena proses berpikir mendalam itu pada
dasarnya adalah menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi dan bagaimana hal itu
bisa terjadi, terhadap suatu kenyataan. Jika kita tak memahami kenyataan
berdasarkan kenyataan, itu adalah suatu kesalahan, dan ini biasanya terjadi
saat orang tidak berfilsafat, atau pada saat orang menilai sesuatu seenaknya
saja.
5.
memahami diri sendiri dan
masyarakatnya: menghilangkan egoism, meningkatkan kesadaran kolektif. Tentang
manfaat filsafat sebagai panduan untuk memahami diri sendiri.
6.
Filsafat untuk mengubah kehidupan.
Artinya, dengan filsafat orang akan terdorong untuk mengubah segala sesuatu
yang ternyata telah jauh menyimpang dari nilai-nilai kebenaran. Dalam hal ini,
juga berarti bahwa filsafat juga tak dapat dipisahkan dari kerja mengubah
kehidupan.
DAFTAR
PUSTAKA
Ø Siagian, Sondang P. 2003. Filsafat Administrasi. Jakarta: PT Bumi
Aksara. Edisi Revisi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar