Halaman

Minggu, 07 April 2013

FILSAFAT DAN ADMINISTRASI

Korelasi filsafat dan administrasi


Sebelum menjelaskan tentang korelasi filsafat dan administrasi, saya akan mencoba memberikan sedikit pengertian tentang filsafat dan administrasi.
Seperti yang telah kita kita ketahui, filsafat berasal dari bahasa Yunani yang terdiri dari kata Philos dan Sophia. Philos berarti gemar, senang atau cinta. Sophia dapat diartikan kebijaksanaan atau kearifan. Jadi, dapat dikatakan filsafat berarti cinta kepada kebijaksanaan. Menjadi bijaksana berarti berusaha mendalami hakikat sesuatu. Dengan demikian dapat pula dikatakan bahwa berfilsafat berarti berusaha mengetahui tentang sesuatu dengan sedalam-dalamnya, baik mengenai hakikatnya, funngsinya, ciri-cirinya, kegunaannya, masalah-masalahnya, serta pemecahan-pemecahan terhadap masalah-masalah itu.
Al-Kindi (800-873) menyatakan”kegiatan manusia yang bertingkat tertinggi adalah filsafat, yang merupakan pengetahuan benar mengenai hakekat semua yang ada sejauh mungkin  bagi manusia……Bagian filsafat yang paling mulia adalah filsafat pertama yaitu pengetahuan kebenaran pertama yang merupakan sebab dari segala kebenaran”.
Scienta rerum percausal ultimas (Pengetahuan merupakan hal ihwal berdasarkan sebab musabab mendasar).
Pokok utama yang dikaji dalam filsafat adalah logika (tentang benar dan salah), etika (tentangbaik dan buruk) dan estetika (tentang yang indah dan jelek). Filsafat ilmu merupakan bagian dari epistemology (filsafat pengetahuan) , dimana ilmu merupakan cabang ilmu pengetahuan yang menunjukan cirri-ciri tertentu.
Administrasi dapat didefinisakan sebagai keseluruhan proses kerja sama antara dua orang manusia atau lebih yang didasarkan atas rasionalitas tertentu untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan sebelumnya. Ada beberapa hal yang terkandung dalam definisi diatas.
Pertama, administrasi sebagai seni adalah suatu proses yang diketahui hanya permulaannya sedang akhirnya tidak diketahui. Kedua, administrasi mempunyai unsur-unsur tertentu, yaitu adanya dua manusia atau lebih, adanya tujuan yag hendak dicapai, adanya tugas adanya tugas-tugas yang harus dilaksanakan, adanya peralatan dan perlemgkapan untuk melaksanakan tugas-tugas itu. Kedalam golongan peralatan dan perlengkapan termasuk pula waktu, tempat, pralatan materi serta sarana lainnya. Ketiga, bahwa administrasi sebagai proses kerjasama bukan merupakan hal yang baru karena ia telah timbul bersama-sama dengan timbulnya peradaban manusia. Tegasnya administrasi sebagai seni merupakan suatu fenomena social.
Ilmu administrasi negara, atau disebut ilmu administrasi publik adalah ilmu yang mempelajari seluruh aspek-aspek yang berjalan dalam setiap kegiatan birokrasi di negara ini.
hubungannya dengan ilmu filsafat adalah karena dalam menjalankan kegiatan negara, diperlukan nilai-nilai pengambilan keputusan publik yang realistis (filsafat). Manusia merupakan makhluk yang tidak pernah puas untuk memenuhi kebutuhannya. Sebagai makhluk sosial, ia juga tidak dapat hidup tanpa orang lain atau dengan kata lain, ia senantiasa membutuhkan bantuan orang lain untuk memenuhi kebutuhannya yang tak terbatas itu. Seperti diketahui, bahwa jumlah barang pemuas kebutuhan tidaklah sebanding dengan apa yang diinginkan. Untuk itu, dibutuhkan suatu ilmu yang mampu mengatur bagaimana agar kebutuhan tersebut dapat terpenuhi tanpa menimbulkan permasalahan antara satu dengan yang lainnya.
Filsafat administrasi adalah berpikir secara matang dan mendalam terhadap hakikat dan makna yang terkandung dalam materi ilmu administrasi. Ontologi administrasi merupakan ilmu pengetahuan yang sifat jangkauannya sangat universal dan menyeluruh dari struktur kehidupan manusia. Epistemologi merupakan bagian dari filsafat ilmu yang mempelajari dan menetapkan kodrat atau skop suatu jenis ilmu pengetahuan serta dasar pembentukannya. Aksiologi ilmu administrasi merupakan salah satu bagian dari filsafat ilmu, maka tidak heran begitu banyak pertanyaan yang dapat dimunculkan karena memang filsafat mencari hakikat kandungan makna yang mendalam. Secara fenomenologis, komunitas dengan organisasi sangat sulit dibedakan.Hal semacam inilah merupakan keajaiban ilmu pengetahuan, dimana pandangan ilmuwan administrasi lebih populer dengan menggunakan istilah organisasi, sedangkan bagi ilmuwan sosiologi lebih populer dengan menggunakan istilah komunitas masyarakat.
Berfilsafat merupakan rangkaian kegiatan atau aktivitas dengan menggunakan pemikiran dan perasaan manusia. Pemikiran dan pemahaman ini senantiasa bersifat memantul kepada diri sendiri untuk memahami pekerjaan, pikiran, dan perasaan tersebut. Perasaan manusia selalu diarahkan untuk menelaah fenomena yang dialami oleh manusia sehingga dapat melahirkan suatu pemikiran. Berfilsafat adalah merenungi fenomena yang  dihadapi oleh manusia, kemudian melahirkan berbagai pertanyaan tentang fenomena itu.
Dapat dipahami bahwa korelasi antara filsafat dengan administrasi terletak pada bidang kajiannya, yaitu sama-sama mengkaji tentang manusia dan masyarakat.


Urgensi mempelajari filsafat administrasi bagi sarjana administrasi publik


Pentingnya Sarjana Administrasi Publik mempelajari filsafat administrasi adalah :
1.      Memahami bagaimanan filsafat yang benar dan mana yang salah, mana filsafat yang membawa kemajuan dan mana filsafat yang membawa kemajuan dan mana filsafat yang memundurkan masyarakat. Intinya, dengan mempelajari filsafat kita bisa tahu bagaimana masyarakat berkembang dan bagaimana pula filsafat mengiringi perkembangan itu. Kita tidak akan tahu bagaimana perubahan cara berpikir bisa membawa kebangkitan manusia dan membuat mereka mampu menghadapi realitas dan kadang juga mengubahnya.
2.      Filsafat membuat kita mandiri dan tidak bergantung pada orang lain. Filsafat membantu kita untuk berpikir dan, dengan demikian, kita akan dipandu untuk memahami dunia bersama misteri-misterinya, dunia seakan menjadi gamblang dengan permasalahan-permasalahnnya. Ini akan membantu kita mudah menghadapi masalah, dan kadang juga membuat kita mudah mengembangkan pengetahuan dan menggapai keterampilan teknis. Kemandirian berpikir membuat kita tak perlu banyak bertanya.
3.      Menggapai kebijakan dan nilai. Ini berkaitan dengan poin diatas. Nilai diperoleh dengan berpikir mendalam. Nilai itu penting untuk mengatur kehidupan sebab tanpa nilai kehidupan akan centang- perenang dan tanpa nilai manusia akan terombang-ambing tanpa paduan.
4.      Menggapai kebenaran. Filsafat adalah jalan menggapai kebenaran karena proses berpikir mendalam itu pada dasarnya adalah menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi dan bagaimana hal itu bisa terjadi, terhadap suatu kenyataan. Jika kita tak memahami kenyataan berdasarkan kenyataan, itu adalah suatu kesalahan, dan ini biasanya terjadi saat orang tidak berfilsafat, atau pada saat orang menilai sesuatu seenaknya saja.
5.      memahami diri sendiri dan masyarakatnya: menghilangkan egoism, meningkatkan kesadaran kolektif. Tentang manfaat filsafat sebagai panduan untuk memahami diri sendiri.
6.      Filsafat untuk mengubah kehidupan. Artinya, dengan filsafat orang akan terdorong untuk mengubah segala sesuatu yang ternyata telah jauh menyimpang dari nilai-nilai kebenaran. Dalam hal ini, juga berarti bahwa filsafat juga tak dapat dipisahkan dari kerja mengubah kehidupan.

DAFTAR PUSTAKA

Ø  Siagian, Sondang P. 2003. Filsafat Administrasi. Jakarta: PT Bumi Aksara. Edisi Revisi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar